Rabu, 26 November 2008

Wah Masih Bisa Tertawa Lebar


Apacinti Berangkat Lebih Awal


CERIA:Wajah-wajah ceria para pemain Apacinti. Mereka akan mengikuti babak penyisihan Grup VI Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin di Stadion Satria, 8-14 September.(Foto: Suara Merdeka/C16-22t)

SEMARANG - Dengan berkekuatan 28 pemain dan ofisial, pagi ini, PS Apacinti bertolak menuju Purwokerto untuk mengikuti babak penyisihan Grup VI Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin di Stadion Satria, 8-14 September.
''Setelah dilepas Vice President Lukas Prawoto, kami langsung ke Purwokerto. Kami berangkat lebih awal agar para pemain bisa cepat beradaptasi dengan lapangan dan cuaca,'' tutur Manajer Tim Apacinti H Didi Taufik, siang kemarin.
Apacinti sebagai wakil Pengda PSSI Jateng dipercaya menjadi tuan rumah, sekaligus sebagai tempat pembukaan secara nasional kompetisi di bawah usia 18 tahun yang terbagi 12 grup itu.
''Persiapan sudah oke, karena pada saat pembukaan akan disiarkan langsung secara nasional oleh TVRI mulai pukul 12.30. Ketua Umum PSSI Agum Gumelar akan hadir sekaligus membuka kompetisi,'' tegasnya.
Untuk memeriahkan acara pembukaan digelar barongsai dan berbagai atraksi lain. Pembukaan ditandai penekanan sirine, dan pelepasan balon ke udara.
''Ada hal yang menggembirakan bagi kami sebagai tuan rumah, masyarakat Purwokerto mendukung penuh event ini.''
Optimistis Lolos
Perjalanan Apacinti berbeda dari PSIS Semarang atau Persijap Jepara yang langsung masuk putaran nasional. Tim asal Bawen ini harus merangkak dari bawah, sebelum tampil sebagai juara Jateng setelah menang 1-0 atas Persis Solo di Stadion Citarum, beberapa waktu lalu.
Kalau dilihat kekuatan tim di Grup VI, Apac merupakan satu-satunya wakil dari klub. Empat kesebelasan lain adalah wakil perserikatan yang biayanya lebih banyak ditopang dari APBD. Tim-tim yang dimaksud adalah Persita Tangerang, Persik Kediri, Persikabumi Sukabumi, dan Persig Gunung Kidul.
''Lain dengan kami, biaya sepenuhnya dari perusahaan,'' tambah Didi Taufik.(C16-59)

Sumber : Suara Merdeka Kamis, 5 September 2002 Olahraga

Musa Al' Ikhsan Si Kecil Cabe Rawit




Libas Persikabumi 5-0,Apacinti Juara Grup

PURWOKERTO - Apacinti berhasil menjuarai Grup VI Liga Remaja Bogasari U-18 Piala Suratin, setelah dengan gemilang menggilas Persikabumi 5-0 (3-0), di Stadion Satria, Purwokerto, kemarin petang. Striker Triyono benar-benar tampil luar biasa, sore itu. Dia memborong empat gol pada menit ke-4, 36, 77, dan 79. Satu gol lain dihasilkan Prayitno (33).
Dengan kemenangan telak itu, Apacinti meraih nilai 10 sama dengan Persita Tangerang, namun unggul selisih gol. Apacinti memasukkan 9 kemasukan 1, sedangkan Persita 5/1.
Begitu wasit Sumedi meniup peluit kick off, anak-anak Apacinti langsung menekan. Baru empat menit pertandingan berlangsung, Triyono berhasil menjebol gawang Persikabumi yang dijaga Mulyanto. Kecolongan gol begitu cepat itu membuat pemain Persikabumi kehilangan irama permainan.
Matikan Playmaker
Selain itu, pelatih Apacinti Musarodin menerapkan taktik jitu. Pemain belakang Ilham Asdat diinstruksikan mengawal ketat playmaker Persikabumi Irvan Hardiansyah. Ke mana pun Irvan melangkah, selalu ditempel Ilham, sehingga mati kutu.
Dikawal sedemikian rupa, Irvan terpancing dan tak bisa menahan emosi. Pada menit ke-20, saat tak ada bola, Irvan menyikut Ilham hingga pemain itu terkapar di daerah pertahanan Apacinti.
Wasit yang tak mengetahui kejadian itu, mendekati hakim garis yang mengangkat bendera. Hakim garis memberikan isyarat pemain Persikabumi menyikut dan mengenai muka pemain Apacinti. Pengadil pertandingan lalu mengeluarkan kartu merah untuk Irvan.
Belum lepas dari tekanan lawan dan kehilangan pemain andalan, makin membuat Persikabumi tak berdaya. Pada menit ke-33, Prayitno lolos dari adangan pemain belakang lawan dan berhasil menjebol gawang Persikabumi. Tiga menit kemudian kembali Triyono menjaringkan bola. Babak pertama berakhir dengan 3-0.
Memasuki paro kedua, Apacinti tetap menguasai pertandingan. Dalam usaha meredam permainan lawan, pemain Persikabumi mulai bermain kasar. Sampai akhirnya pada menit ke-69, Cecep M Yusup diberi kartu merah karena menabrak dari belakang Triyono.
Setelah lawan tinggal sembilan pemain, penyerang Apacinti makin leluasa mengobrak-abrik pertahanan Persikabumi sampai akhirnya Triyono menjaringkan bola lagi pada menit ke-77 dan 79. Dua pemain Apacinti mendapat kartu kuning, Eko Prasetyo dan I Nengah Arta W.
Partai pertama, Persik mengalahkan Persig 1-0. Satu-satunya gol anak-anak Kediri itu merupakan ''kecelakaan'' penjaga gawang Persig Endro Susilo. Bola sundulan striker Persik Sondang melaju sangat pelan, jatuh ke tanah dan memantul tepat di sisi pinggang, namun Endro luput menangkapnya. Penonton pun tertawa melihat adegan itu. (bd,C16-57c)
Klasemen akhir
1. Apacinti 4 3 1 0 9/1 10
2. Persita 4 3 1 0 5/1 10
3. Persikabumi 4 2 0 2 5/7 6
4. Persik 4 1 0 3 1/4 3
5. Persig 4 0 0 4 1/8 0


Sumber : Suara Merdeka  Minggu, 15 September 2002

Senin, 03 November 2008

Cerita Triyono 1

Awalnya karena Gagal Jadi Kiper

TANDA-tanda sukses mulai nampak pada Triyono, striker klub yang baru saja lolos ke putaran kedua Kompetisi Liga Bogasari Piala Suratin, Apacinti Ungaran. Bagaimana tidak? Pemain yang memiliki power bagus ini sudah menyumbang lima gol ketika Apacinti menjadi tuan rumah babak penyisihan Grup VI di Purwokerto.

Triyono, siswa kelas III SMU Pabelan, Kota Salatiga ini diperkirakan bakal meraih sukses ulang seperti yang pernah dia capai tahun sebelumnya. Yakni pada kompetisi Antar-LPSB Piala Extra Joss di Bandung. Kala itu, Apacinti berhasil meraih posisi runner up dan dirinya dinobatkan sebagai top scorer, setelah mencetak 17 gol. Di final, timnya kalah tipis 1-2 oleh tim tuan rumah, LPSB Pakuan Bandung.
Pada putaran kedua babak 32 Besar, Triyono dkk mulai hari ini akan bermain di Stadion Tridadi Sleman. Dia dimungkinkan bisa tampil lebih. Alasannya, saat tampil di Purwokerto tidak bisa optimal. Tandemnya di lini depan, Novendi, tidak pernah tampil akibat terserang sakit panas. Pendamping Triyono ini setelah diperiksakan terkena gejala tifus. Sementara, Musa Al Ichsan sebagai pengganti Novendi, kurang bisa mengimbangi.
Puncak kepiawaian pemain belia ini diperlihatkan pada pertandingan penentuan melawan Persikabumi. Dia mencetak empat dari lima gol saat timnya membantai tim itu 5-0.
Faktor Alam
''Jika tim kami lolos ke putaran berikutnya, bukan tidak mungkin Triyono meraih sukses ulang. Novendi sudah siap sehingga bisa kami pasangkan kembali dengan dia. Dua pemain ini sudah padu sejak di Piala Extra Joss,'' tutur pelatih Apacinti, Drs Musarodin.
Dalam usia muda, 18 tahun, otot-otot kaki dan tangan Triyono sudah kelihatan terbentuk. Lahir di Desa Bergas Kidul (dulu Desa Klepu), Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Triyono dibesarkan di desa yang sepi. Ketika itu, kampung kelahirannya masih tergolong terpencil, topografinya terjal naik turun, penuh dengan tebing. Jalan menuju rumahnya naik turun.
Mungkin saja, kondisi alam yang demikian membuat otot-otot yang dia miliki kelihatan menonjol. Bahkan bila dibandingkan dengan para pemain lain.
Saat masih bergabung dengan LPSB Serasi Ungaran, dia pulang balik harus jalan kaki sekitar 10 km, dari Desa Lemah Abang (tempat pemberhetian kendaraan umum) ke Desa Bergas Kidul. Kondisi alam yang demikian, secara tidak disadari, justru membentuk otot-ototnya.
''Otot-ototnya sudah terbentuk. Itu mungkin berkat kondisi alam di desanya,'' tambah Musarodin.
Menurut sang pelatih, Triyono memiliki dasar fighting spirit dan ball feeling sejajar dengan Bambang Pamungkas atau Johan Prasetyo pada usia yang sama. Bambang dan Johan juga alumnus Apacinti.
Musarodin bisa bicara seperti itu karena sejak kecil Bambang dan Johan berada dalam asuhannya. ''Makanya, Triyono minta kostum nomor 20. Itu seperti nomor punggung yang dikenakan Bambang Pamungkas. Sejak kecil dia selalu mengidolakan Bambang.''
Pemain ini belajar sepakbola sejak kelas V SD di LPSB Serasi yang ditangani Musarodin. Tapi, tahun 2000 lalu LPSB Serasi bubar, dan semua pemain diboyong oleh Musarodin ke Diklat Apacinti.
''Dulunya dia memilih posisi kiper. Tapi setelah merasa kalah bersaing melawan Catur (kiper utama Apacinti- Red) dia minta pindah ke posisi striker sampai sekarang.'' Pilihan Triyono ternyata tepat. Buktinya nama dia langsung melejit. Tapi, bagaimana komentar Triyono?
''Saya belum apa-apa, masih harus banyak belajar. Kalau tidak dilepas oleh Mas Didin (Musarodin-red) saya tidak akan ke luar dari Apacinti,'' janji pemain bertinggi 170 cm ini.
Hanya sayangnya, bakat yang dimiliki pemain ini ternyata lepas dari pengamatan Tim Pemandu Bakat PSSI. (Mundaru Karya-77)

Sumber : Suara Merdeka Minggu, 22 September 2002

Cerita Galih "KEBO" Sudaryono 1


Galih Sudaryono Panen Pujian

Kegemilangan Galih Sudaryono di bawah mistar gawang PSMS Medan sejak awal musim Indonesia Super League (ISL) 2008 berlangsung, membuat dirinya panen pujian.

Saat melawan PKT Bontang Senin (18/8) lalu, Galih bisa dibilang menjadi man of the match, karena aksinya cemerlangnya menyelamatkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut dari kekalahan.

Pada laga away kedua PSMS Medan tersebut, PSMS Medan sempat mendapatkan hukuman penalti. Aun Carbiny yang tanpa sengaja menyentuh bola dilihat wasit yang memimpin pertandingan. Tak ayal lagi, wasit pun langsung menunjuk titik putih. Di sinilah kelas Galih dipertunjukkan. Penyerang lawan yang mengarahkan tendangan penalti ke arah kanan gawang lawan pun, dibaca dengan tepat oleh Galih. Tidak hanya itu, Galih pun berperan maksimal saat beberapa serangan lawan berhasil dimentahkannya. Karena aksinya tersebut, Erick Willams memuji penampilan Galih.

"Kita memainkan pertandingan yang berat ketika melawat ke PKT Bontang. Dengan segenap semangat dan keinginan meraih angka, anak-anak main lepas dan cepat. Tapi Galih yang cukup berjasa. Dia main luar biasa," puji Erick setelah pertandingan

Tak hanya Erick, sosok Mardiyanto sebagai orang yang bertanggung jawab mendidik para penjaga gawang PSMS Medan pun turut memuji. Tak tanggung-tanggung Mardiyanto bahkan mengatakan Galih akan segera memperkuat timnas senior.

"Galih punya modal yang bagus untuk menjadi seorang penjaga gawang yang sukses. Dia punya skil yang mumpuni, tangkapan akurat dan insting yang bagus," terangnya.

Meski demikian, Galih bukannya terlepas dari kekurangan. Mardiyanto menjabarkan, sosok Galih yang masih muda tentu saja membutuhkan pengalaman dan jam terbang yang lebih untuk dapat memaksimalkan keahliannya. Jika Galih bisa menjaga konsentrasi dan konsistensi permainan, maka jalan ke Timnas senior semakin terbuka tentunya.

"Kalau dari segi postur, Galih mungkin kurang bagus sebab perawakannya sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tendangannya juga belum terlalu terarah. Namun hal tersebut bisa segera diatasi dengan latihan instensif," lanjut Mardi.

Menanggapi hal tersebut, Galih mengaku dirinya hanya menjalankan tugas sebagai seorang penjaga gawang dengan sebaik mungkin. Baginya menjaga gawang dari kebobolan merupakan target utamanya. "Setiap saya berlaga, saya hanya memikirkan agar gawang saya tidak kebobolan dan dapat meraih poin tentunya. Sebab saat ini anak-anak PSMS sangat haus akan kemenangan," kata penggemar Gianlugi Buffon dan Hendro Kartiko tersebut. (SP)

Sumber : Ini Medan Bung Rabu, 20 Agustus 2008

Cerita Catur Adi Nugroho 1


Catur Perkuat Kab Semarang

UNGARAN - Untuk memantapkan keikutsertaannya dalam Porprov 2009, tim futsal Kabupaten Semarang menambah seorang kiper andal. Penjaga gawang yang baru bergabung dengan squad Bumi Serasi tersebut adalah Catur Adi Nugroho (23), mantan kiper inti PSIS U-23.

Terakhir, Catur merupakan penjaga gawang PSCS Cilacap. Catur yang merupakan warga Ngampin, Ambarawa, Kabupaten Semarang ini adalah adik kiper Persibo Bojonegoro Dwi Adi Nugrahanta.

‘’Tim futsal Kabupaten Semarang mungkin tidak diunggulkan dalam Porprov nanti. Ini justru membuat kami bisa bermain lepas dan memaksimalkan potensi,’’ kata Manajer Futsal Rony Y, Senin (29/ 9). Ia mengatakan, futsal kabupaten ini yang dilatih H Siddig, juga diperkuat pemain-pemain Persikas.

‘’Hasil uji coba di Stadium Futsal Banyumanik kami menang 9-6. Saat ini anak-anak tetap latihan teknik dan fisik. Puasa, mereka tetap berlatih untuk menjaga stamina,’’ jelas Rony, mantan bek kiri Persikaba Yunior.

Dijelaskan, pria yang pernah aktif bermain sepak bola di tim Universitas Muhammdiyah Malang ini optimistis akan meraih yang terbaik.
‘’Soal sarana memang kami minim, tetapi semangat kami membaja. Terkadang anak-anak harus berlatih di Kota Semarang, tidak masalah,’’ tegas Rony.

Dana Futsal

Untuk dana futsal pra Porprov ini tersedia Rp 17 juta dari perubahan APBD II. Sementara untuk pelaksanaan Porprov diharapkan didukung pendanaan dari APBD 2009.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengcab PSSI Kabupaten Semarang Musarodin menjelaskan, semangat pasukan futsal benar-benar tinggi. ‘’Sebab dengan bekal skill matang, mereka begitu bergairah bermain futsal yang relatif unik dan baru,’’ terang pria yang biasa disapa Didin ini, kemarin.

Sebelumnya tercatat, sejumlah pemain andalan pasukan Bumi Serasi itu adalah Triyono, Tulus Suhandono, Adek Sumarno, Kristiono, M Isro’, Bambang Prasetyo W, dan Adi Widiarso.

Sementara ada pula nama Panji Rizaq selaku kapten Tim Futsal yang merupakan mantan pemain Persikota Tangerang. Dan rencananya turut didukung, Dimas Yuniarno (eks Persitas Tasikmalaya), Febrianto Tri Cahyo, dan Dwiatmoko (Unnes).(H14-41)

Sumber : Suara Merdeka 30 September 2008

Rabu, 29 Oktober 2008

UNDANGAN

Buat temen-temen yang merasa alumni DIKLAT SEPAKBOLA APACINTI Semarang, atau siapapun yang tertarik, ingin bergabung di komunitas ini sekalian meramaikan blog ini silahkan isi posting ke blog ini, tapi sebelumnya kirim alamat email kalian ke prastienano@gmail.com, agar kami dapat mengundang anda sebagai tim pengelola..... thank a lot.........



No. Punggung 8



Prastienano

Rabu, 22 Oktober 2008

Idolanya Anak-Anak APACINTI

Si Burung Terbang : Bambang Pamungkas


Location
Mess Persija Ragunan
Tempat/Tanggal Lahir
Salatiga, 10 Juni 1980
Postur
171 / 62
Posisi
Striker
Nomor Punggung
20
Klub
1988-1990 SSB Ungaran Serasi
1990-1995 Diklat Salatiga
1992 Persikas Kab. Semarang
1995-1999 Apac Inti
1999-2000 Persija
2000-2001 EHC Norad Belanda
2001-2004 Persija
2005-2006 Selangor FC Malaysia
2007-… Persija
Timnas
1997 Pelajar Asia
1998 Pelajar Asia
1998 U-19
1999 Pra-Olimpiade
1999 SEA Games Brunei
2000 Pra-Piala Asia
2000 Piala Asia
2001 Pra-Piala Dunia
2001 SEA Games Malaysia
2002 Piala Tiger
2003 SEA Games Vietnam
2006 Merdeka Games
2006 Piala ASEAN
Prestasi
- Persija / Juara Divisi Utama Liga Indonesia 2001
- Top scorer Piala Tiger 2002 (9 gol)
- Selangor FC / Juara Liga Malaysia 2006
Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada 10 Juni 1980) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.

Meskipun tidak terlalu tinggi (170 cm), dia mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil mencipatakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.

Karir profesional

Di musim pertamanya bermain sebagai pemain Profesional, Bambang Pamungkas langsung menjaringkan 24 gol yang mengantarnya menjadi Top Skor di Liga Indonesia, sekaligus mencatatkan namanya menjadi pemain pertama yang langsung menjadi top skor di musim pertamanya sebagai pemain Profesional, walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.

Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.

Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.

Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia. Kini bersama Aliyudin dan Samuel Tayo, Bepe di harapkan mampu membawa Persija juara.

Sumber : Soccer Star - Selasa, 05 Februari 2008 

Pelaku Sejarah PS Apacinti


Aries Rindu Jadi Karyawan

MASIH muda, tetapi sudah jadi andalan tim senior Apacinti Kabupaten Semarang. Itulah Aries Noviandi, kiper utama Apacinti yang baru berusia 20 tahun. Dia menjadi tumpuan wakil Jateng ini untuk menghadapi final Enam Besar Kompetisi Divisi II PSSI.
"Cita-cita saya adalah membawa Apacinti promosi ke Divisi I," katanya ketika ditemui di Hotel Matahari Solo, kemarin.
Saat ini Jateng hanya diwakili Persijap Jepara di Divisi I. Dari final Enam Besar di Solo ini diharapkan muncul satu tim lagi, sehingga mempunyai dua wakil di Divisi I.
"Kalau harapan saya terkabul, persepakbolaan di Jateng akan lebih bergairah," tegasnya.
Untuk tampil di final Enam Besar Divisi II, ayah satu anak dari hasil perkawinannya dengan Eti Rachmawati ini sudah mempersiapkan dengan latihan dan konsentrasi penuh.
"Meski jadwal final enam besar tertunda sampai enam bulan, saya tetap berlatih serius."
Putra bungsu dari enam saudara keluarga Sudirjan ini ingin menggeluti sepakbola sebagai tumpuan untuk menunjang kehidupan rumah tangga. Kendati honor bulanan masih pas-pasan untuk biaya hidup, dia toh tetap puas.
Jadi Pelatih
Walaupun terhitung masih muda, Aries pun telah menyiapkan masa depannya. Dia mengaku telah mengantongi sertifikat pelatih kiper yang diperoleh melalui kursus pelatih kiper di GOR Jatidiri Semarang pada 2000 lalu. Setelah tak menjadi pemain, dia ingin meneruskan kariernya sebagai pelatih kiper.
Kiprahnya sebagai kiper dimulai sejak kecil, dan diteruskan pada saat masuk SSB Serasi Ungaran. Sebelum bergabung di Apacinti pada 1999, dia memperkuat Persiwi Wonogiri di bawah asuhan pelatih Sri Widadi.
Menurut Sri Widadi yang kini asisten pelatih Apacinti, Aries mempunyai mental dan keahlian dalam jumping untuk menangkap bola.
"Untuk bola-bola atas, dia memang sangat bagus," ungkap Sri Widadi yang dibenarkan Nursahid, pelatih Apacinti.
Kemampuan dalam mengantisipasi bola-bola atas telah dibuktikan pada babak penyisihan Divisi II di Blora. Ketika terjadi adu tendangan penalti, dua tembakan lawan bisa digagalkan dengan blok, sehingga Apacinti lolos ke babak final Enam Besar Nasional.
"Pertandingan di Blora itu sangat berkesan. Dalam situasi tegang, saya masih bisa tampil tenang di bawah mistar."
Pengagum eks penjaga gawang tim nasional Hermansyah dan kiper Juventus Gianluigi Buffon ini mengharapkan PT Apac Inti Corpora menepati janji sesuai dalam draf kontrak. Yakni, pemain yang berprestasi akan ditampung sebagai karyawan.
"Bagaimanapun, saya membutuhkan gantungan untuk masa depan." (Bambang Seto-59)

Sumber : Suara Merdeka-Minggu, 5 Januari 2003

SSB SERASI UNGARAN


Joko Darwanto Latih SSB Mitra Serasi


UNGARAN- Bekas kiper PSIS, Joko Darwanto, bersama sejumlah mantan pemain Persikas Kabupaten Semarang, seperti Dwi Sudigdo, Rusdiharto, Hardo Wahyono, dan Isro, mendirikan Sekolah Sepakbola (SSB) Mitra Serasi. Mereka berharap SSB itu dapat menjaring para pemain belia di Ungaran dan sekitarnya. Mitra Serasi akan melakukan latihan setiap Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 14.30 di Lapangan PHB Jalan Diponegoro Ungaran. Siswa yang ingin bergabung bisa mendaftar ketika latihan atau di Kantor PHB melalui Sutrisno dan Ny Rochimi SPd. (F3-77g)

Sumber : Suara Merdeka - Rabu, 30 Oktober 2002

Spesialis Runner Up


Sepakbola U-17 Piala Extra Joss
Melaju ke Delapan Besar

Jakarta, Sinar Harapan
Kesebelasan Sinar Harapan Sidoarjo akhirnya melaju ke babak delapan besar Turnamen Sepakbola U-17, yang memperebutkan Piala Extra Joss. Meski tak pernah mencatat kemenangan dari enam kali pertandingannya, nilai tujuh sudah cukup mengantarkan Sinar Harapan ke puncak klasmen di babak penyisihan Grup D Jawa Timur.
Dalam babak delapan besar yang di bagi menjadi dua Grup (Barat dan Timur), dan akan mempergunakan sistem kompetisi penuh. Kesebelasan Sinar Harapan yang tergabung dalam Grup Timur, akan menghadapi Petrokimia Gresik, di Stadion Sri Wedari, Solo, Minggu (15/9).
Sementara itu, di tempat yang sama, tuan rumah Ksatria Solo akan ditantang ”Jawara Semarang” Apac Inti.
Sedangkan dari wilayah Barat, putaran pertama babak delapan besar akan dipusatkan di Stadion Siliwangi Bandung, di mana tuan rumah Bandung, berhasil meloloskan dua kesebelasannya yakni Bina Pakuan dan Picnic Planet. Selain itu Grup Barat juga dihuni kesebelsan favorit juara AS IOP Jakarta dan Tunas Putra Cibinong.
Setelah delapan kesebelasan dari dua Grup itu saling berhadapan di putaran pertama babak delapan besar, hingga 29 September mendatang. Pertandingan babak delapan besar putaran kedua, dilanjutkan dengan memindah pertandingan ke dua kota lainnya. Untuk Grub Barat, putaran kedua babak delapan besar akan dimulai 6-20 Oktober di Stadion Pemuda Jakarta. Sedangkan Grup Timur akan dilangsungkan di Stadion Jenggolo, Surabaya.
Satu tim terbaik dari masing-masing Grup, akan saling berhadapan di partai final turnamen yang berhadiah total 35 juta rupiah, di Stadion Kuningan Jakarta (3/10) mendatang.
Menurut Ketua Bidang Pertandingan, Tata Rehata, dari 96 pertandingan, di babak penyisihan yang diikuti 32 kesebelasan, telah dihasilkan 287 gol. Jumlah tersebut memang cukup fantastis karena jika dirata-ratakan dalam satu pertandingan telah dihasilkan tiga gol.
”Data tersebut menandakan, setiap klub cukup produktif dalam pertandingan yang digelar di turnamen ini,” tandas Tata.
Sementara itu, pihak panitia hingga kini masih mengharapkan PSSI mau menerjunkan pemandu bakatnya agar pemain berbakat yang dilahirkan dari turnamen tersebut dapat disaring ke dalam diklat pemain timnas junior di Medan. (rid)


Sumber :Sinar Harapan - Rabu, 30 Oktober 2002 

Coach (Eyang) Misranto



Penuturan Ayah Bambang Pamungkas

Melatih untuk ''Perpanjang Umur''

BAKTI Bambang Pamungkas terhadap orang tuanya antara lain diwujudkan dengan mengirimkan sebagian penghasilannya secara rutin dari Malaysia. Kiriman uang tiap bulan pun tidak pernah terlambat. Tak jarang dia juga menelepon orang tuanya, meski hanya untuk menanyakan keadaan mereka. Hal itu membuat hidup Haji Misranto dan istrinya semakin tenang.
Namun, sebagai orang sepak bola, Misranto yang pensiunan PTP XVIII Getas Kabupaten Semarang (Sekarang PTP Nusantara IX Getas) tidak bisa berlama-lama diam di rumah. Rumput lapangan seakan terus mengundang jiwanya untuk hadir. Orang yang mempunyai sertifikat kepelatihan S2 ini pun akhirnya memutuskan tetap melatih walau hidupnya sudah berkecukupan.
Apacinti menjadi sasaran utamanya. Hal itu tidak lepas dari faktor sejarah kesuksesan anaknya. Klub ini ikut berperan membesarkan striker itu.
''Bagi pensiunan seperti saya ini, melatih hanya untuk mencari kesibukan. Istilahnya, untuk 'memperpanjang umur'. Jadi, tidak semata-mata mencari uang,'' ungkap mantan pelatih GT One Getas ini.
Keberadaan Misranto di PPLP Apacinti mempunyai daya tarik tersendiri bagi pemain-pemain muda. Nyatanya, PPLP yang baru berdiri 2001 ini banyak diminati. Bisa jadi, mereka ingin mengikuti sukses Bambang yang waktu kecil dipoles sendiri oleh Misranto.
Kebetulan pada 1999/2000, nama Bambang Pamungkas mulai meroket dalam Kompetisi Liga Indonesia VI. Sebagai striker Persija Jakarta Pusat, pemain yang akrab disapa BP itu sangat produktif. 24 gol yang berhasil disumbangkan pada tim berjuluk Macan Kemayoran itu menobatkan dirinya sebagai top scorer.
Setahun kemudian, dalam Liga Indonesia VII 2001, namanya semakin melejit. BP tidak hanya mampu membawa Macan Kemayoran menjadi kampiun, tapi dia juga terpilih sebagai pemain terbaik. Kesuksesan Bambang saat itulah yang turut mendongkrak nama PPLP Apacinti di kancah sepak bola nasional sehingga banyak diminati pemain-pemain muda. Mereka tidak sebatas pemain dari Jateng saja, tapi juga dari dareah lain seperti Magetan, Ngawi, dan Nganjuk. Bahkan, ada yang berasal dari Kalimantan.
''Antusiasme pemain yang ingin masuk Apacinti saat itu sangat besar. Saya tidak tahu apakah ini karena kesuksesan Bambang di Liga Indonesia. Yang jelas, cukup menyenangkan melatih pemain-pemain muda yang punya semangat dan motivasi tinggi,'' tuturnya.
Usia PPLP Apacinti memang belum genap lima tahun. Namun, kegairahan pemain-pemain PPLP yang dibina di Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ini sangat tinggi seiring dengan prestasi yang ditorehkan putra Misrianto. Tak heran, PPLP tersebut berkembang pesat dan prestasinya melejit baik di tingkat Jawa Tengah maupun nasional.
Hasil tersebut cukup membanggakan, mengingat, Apacinti merupakan satu-satunya klub di Indonesia yang mampu bersaing dengan tim eks perserikatan yang dananya diambilkan dari APBD setempat. Sedangkan dana Apacinti murni dari perusahaan dan orang tua pemain.
''Kalau ada kompetisi, semua biaya ditanggung perusahaan. Untuk biaya sehari-hari ditanggung oleh orang tua masing-masing. Perusahaan hanya membiayai sarana latihan dan biaya sekolah mereka,'' jelas Kusnadi, Manajer Apacinti.
Antusiasme pemain yang sangat tinggi tersebut membuat cara penerimaan siswa mulai diperketat lewat seleksi. Tinggi badan pemain kelahiran 1990 - 1991 minimal harus 168 cm. Hal itu dimaksudkan agar saat memasuki usia senior nanti mereka sudah memiliki postur minimal 175 cm.
Hasil pembinaan pun mulai terlihat. Muncul antara lain Johan Prasetyo dan Suswanto yang sekarang membela Persik Kediri dan tergabung dalam Timnas U-23, disusul Galih Sudaryono dan Vava Ardila di timnas U-20, serta Toni Iswanto di timnas U-17.
Bagi pemain yang punya bakat, mereka ditampung di perusahaan. Dijadikan karyawan Apacinti, tetapi kerjanya hanya main bola.
Sekarang ini ada 18 pemain pratama dan 22 pemain yunior yang sudah ditanggung PT Apacinti Corpora.
''18 pemain pratama itu akan disiapkan untuk ikut kompetisi Divisi III Jateng. Tahun depan Apacinti akan come back,'' tandasnya. (Mundaru Karya, Budi Winarto-22)

Sumber : Suara Merdeka - Kamis, 13 Oktober 2005

Apacinti Yr Diambil Alih Dinas Pendidikan




Apacinti Yr Diambil Alih Dinas Pendidikan

SEMARANG -
PS Apacinti yang sempat malang melintang di tingkat nasional, kini pembinaannya lebih dipersempit. Sekarang PT Apac Inti Corpora tersebut tinggal membina SSB Apacinti, sedangkan tim Apacinti Senior dan Yunior, yang sering malang melintang di tingkat nasional sudah dibubarkan.
''Dengan alasan efisiensi perusahaan, kini pembinaan olahraga Apacinti hanya tinggal SSB, karena tim senior dan yunior yang sering bicara di tingkat nasional sudah lama dibubarkan. Termasuk pembinaan cabang olahraga voli dan tenis meja, juga mengalami hal serupa,'' jelas mantan Pelatih PS Apacinti Yunior Drs Musarodin, kemarin.
Khusus tim yunior dengan 22 pemain yang masih duduk dibangku sekolah tingkat SMA dan 14 pemain tingkat SMP, terhitung sejak Juli 2006, sudah diambil alih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Namanya kini berubah menjadi Diklat Sepak Bola Pelajar Kabupaten Semarang.
''Pembinaannya masih tetap di Desa Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang. Jadi saat kompetisi Liga Remaja 'Piala Suratin' tingkat Jateng diputar Maret mendatang, Diklat Pelajar ini sudah menggunakan nama perserikatan, yaitu Persikas Yunior Kabupaten Semarang. Jadi, sekarang ini Apacinti tinggal membina pemain usia di bawah 15 tahun,'' tandasnya.
Tingkat Nasional
Setelah didukung penuh oleh Dinas Pendidikan, diharapkan bisa bicara kembali di tingkat nasional, seperti ketika jaya-jayanya Apacinti yang pernah masuk empat besar nasional. Lantaran sudah lama absen di tingkat nasional, sekarang Persikas Yunior (Yr) harus merangkak dari bawah.
Tapi dalam aturan baru, kompetisi tingkat Jateng, tidak dimulai dari tingkat Korwil. Namun langsung ke tingkat Jateng, yang akan dimulai Maret ini, dengan melibatkan pemain-pemain di bawah 17 tahun.
''September 2007 sudah memasuki bulan puasa, sedangkan pada Juli 2007, PSSI menjadi tuan rumah Piala Asia, sehingga kami perkirakan Piala Suratin tingkat nasional akan diputar Agustus. Kami tetap berharap Persikas bisa bicara di tingkat nasional,'' janji pelatih yang ikut membesarkan Bambang Pamungkas di Diklat Apacinti itu.
Di samping persiapan untuk Liga Remaja, Musarodin yang juga pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang itu, juga sudah mempersiapkan dua tim pelajar tingkat SMA dan tingkat SMP, dalam Popda Jateng di Semarang, Mei mendatang. (C16-62)

Sumber : SUARA MERDEKA - Jumat, 02 Maret 2007

Pahit dan Manis Stadion Satriya Purwokerto

Liga Bogasari U-18 Mulai Bergulir


Kompetisi Liga Bogasari U-18/2002 kembali bergulir ditandai dengan upacara pembukaan di Stadion Satria Purwokerto, Minggu (8/9).
Babak penyisikan kompetisi liga remaja tersebut digelar di 12 kota yang terbagi dalam 12 grup yakni: grup I Kisaran, grup II Pekanbaru, grup III Palembang, grup IV Cilegon, grup V Cibinong, grup VI Purwokerto, grup VII Lamongan, grup VIII Bangil, grup IX Mataram, grup X Marabahan, grup XI Gorontalo, grup XII Jayapura.
Kompetisi dibagi dalam empat babak yakni babak pertama 60 tim, babak kedua 24 tim, babak ketiga 8 tim dan terakhir babak final empat tim.
Babak petama yang saat ini sedang berlangsung akan berakhir pada 15 September, dan dilanjutkan babak kedua pada 22-26 September.
Babak selanjutnya akan bergulir pada 6-10 Oktober, diakhiri putaran babak final pada 16-20 Oktober.
Pada pertandingan pembukaan kemarin, tim Persikabumi Sukabumi meraih angka penuh setelah mengalahkan tim Persik Kediri 1-0. Gol tunggal Persikabumi dicetak Dejik Rulloh menit ke-70.
Pada pertandingan kedua, tim Apac Inti bermain imbang 1-1 melawan Persita Tangerang. Persita unggul melalui gol yang diciptakan Syahriful pada menit ke-4, dan gol balasan Apac Inti pada menit ke-24 melalui striker Anwarudin.
Hadiah Tambahan
Pihak sponsor Bogasari akan memberikan dana pembinaan sebagai hadiah tambahan bagi empat finalis kompetisi Liga Bogasari U-18.
"Kami akan beri dana pembinaan kepada juara I Rp25 juta, II Rp15 juta, III Rp10 juta, dan juara IV Rp7,5 juta," kata Wakil Presiden PT Bogasari, Thomas Belang.
Dikatakannya, dana pembinaan yang akan diberikan kepada finalis liga remaja itu merupakan hadiah tambahan, selain total hadiah Rp62,5 juta yang akan diberikan oleh PSSI kepada para finalis tersebut.
"Saya harap dengan adanya hadiah tambahan itu, para peserta dapat makin meningkatkan pola pembinaan yang telah berjalan di masing-masing tim atau klubnya," katanya.
Sementara menanggapi berita yang mengesankan bahwa Bogasari sebagai sponsor liga remaja U-15 dan U-18 tidak committed dengan PSSI, Thomas mengatakan bahwa pihaknya tetap akan melanjutkan kerjasamanya dengan PSSI sebagai wujud kepedulian bagi peningkatan sepakbola usia muda.
"Kami punya agenda tetap menggulirkan kompetisi liga U-15 setiap bulan Juni dan Juli, dan U-18 pada September dan Oktober," tambahnya.
Menurut dia, liga remaja ini bagi Bogasari bukanlah sebagai ajang promosi perusahaan, tapi merupakan suatu tanggung jawab sosial.
Maka, menurut dia, antara Bogasari dan PSSI tidak ada saling meminta pertanggungjawaban untuk hasil kompetisi ini, tapi justru kedua penyelenggara itu akan minta pertanggungjawaban kepada masyarakat. (vic)

Sumber : Pelita - 2002

"IRONIS" Tetap Berkibar tapi Hanya di Angan-angan



Diklat Apacinti Tetap Berkibar

UNGARAN-
Pusat Pendidikan dan Latihan (Diklat) Sepak Bola Apacinti yang terletak di Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang merupakan pusat penggemblengan para pemain yang telah menunjukkan prestasi. Meski perjalanan PS Apacinti di Divisi II Nasional diterpa "badai" -yakni tim seniornya diduga terkena suap pada kompetisi tahun 2003- diklat ini tetap berkibar.
Diklat tersebut merupakan wujud kepedulian manajemen PT Apac Inti Corpora (AIC) dalam memajukan sepak bola di Jawa Tengah. Perusahaan kain denim terbesar Asia yang terletak di Desa Harjosari, Bawen, Kabupaten Semarang itu, awalnya hanya berangan-angan sekadar membina. Namun kenyataannya, mereka berhasil mencetak sejumlah pemain populer. Sebut saja Bambang Pamungkas, striker nasional yang kini memperkuat Persija Jakarta. Selain itu, Johan Prasetyo yang jadi andalan Persik Kediri, juga pernah terdaftar di Diklat Apacinti.
Diklat Apacinti dibentuk pada 1998 di bawah naungan Sport Club AIC. Pertama berdiri sebagai pusat latihan, lembaga itu dimanajeri oleh H Didi Taufiq Hadiwidjaya (almarhum). Mulai tahun 2001, kepala diklat dipercayakan kepada Drs Musarodin.
Siswa Diseleksi
Konsep yang dipakai, kata Kepala Diklat Drs Musarodin, siswa usia 8-12 tahun dididik selama 2- 5 tahun, dengan materi pengenalan teknik dasar, fisik, mental, layanan kesehatan dan gizi. Selama pendidikan, siswa diseleksi melalui pemantauan dengan melakukan tes bakat, kesehatan, mental dan fisik. Bagi yang memenuhi syarat "dinaikkan" ke kelas khusus usia 12-16 tahun. Di kelas 12-16 tahun ini, para siswa mulai dibentuk tekniknya. Setelah itu, mereka diseleksi lagi dan yang lolos bergabung dengan PS Apacinti Pratama, usia 19-23 tahun.
Saat ini, ada 24 siswa yang dilatih oleh Musarodin, Asmuni Syaefudin, Mintashudi, Garyanto, Basuki, Widodo M, dan Dwi Sudigdo. Siswa yang dibina berasal dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain Pekanbaru, Magetan, Sragen, Jepara, dan Tegal.
Prestasi yang dicapai oleh Diklat Apacinti, di antaranya menyumbang tujuh pemain ke timnas U-15 dalam Kejuaraan Asia di Bangkok tahun 2002. Mereka adalah Vava A, Galih D, Bayu R, Aji Putra, Sriyanto, Bayu Dwi Prasetyo, dan Puji Widodo.
Selain itu, Haris Mardiyanto terpilih sebagai pemain nasional U-17 untuk Kejuaraan Asia di Malaysia tahun ini. Tiga pemain lain, Supriyanto, Anwarudin, dan Triyono, masuk tim PON Jateng yang akan diturunkan di Palembang 2-14 September mendatang. Diktal Apacinti juga menjadi juara Liga Remaja U-18 Jateng tahun 2002, "8 Besar" Liga Bogasari KU 18, juara II Piala Ekstra Joss. (E4-77)

Sumber : SUARA MERDEKA- Selasa, 08 Juni 2004

Menuju 8 Besar Liga Boga Sari


Apacinti Yr Dirangsang Bonus

UNGARAN - Tim Apacinti Yr yang akan berlaga pada babak kualifikasi Grup VI Kompetisi Liga Remaja/Piala Suratin di Purwokerto 8-14 September ini, dirangsang bonus untuk mencapai hasil maksimal. Hal itu dikemukakan Manajer Tim H Didi Taufik Hadiwidjaya saat pelepasan tim di ruang rapat PT Apac Inti Corpora (AIC) Desa Harjosari, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, kemarin.
''Adik-adik ini diberi kesempatan bertanya tidak ada yang mau. Tetapi saya tahu, pertanyaan dari kalian pasti seputar bonus. Untuk masalah itu, sudah pasti ada dan disesuaikan dengan prestasi kalian,'' kata Taufik yang disambut senyum para pemain.
Acara pelepasan secara resmi dilakukan oleh Direktur Operasi PT AIC (Pusat) Daryanto bersama Vice President (Bawen) Lukas Prawoto. Dalam sambutannya Daryanto meminta para pemain asuhan pelatih Drs Musarodin itu tampil penuh semangat.
''Dalam lingkup kecil, kalian memang membawa bendera perusahaan. Namun dalam skala luas, kalian juga membawa nama daerah, yakni Jateng. Masyarakat Jateng pasti mengharap kalian berprestasi,'' kata Daryanto.

Setelah acara pelepasan, tim dipimpin Asisten Manajer Heri Eko langsung bertolak ke Purwokerto.
Mereka sengaja datang lebih awal agar memiliki waktu untuk istirahat.
Apacinti tampil pada putaran nasional ini setelah juara Jateng dengan mengalahkan Persis Yr 1-0. Perjalanan tim ini memang panjang, karena tim induknya - Apacinti senior - hanya berada di Divisi II. Berbeda dari PSIS Yr dan Persijap yang memiliki induk tim di Divisi Utama dan I, sehingga langsung masuk babak utama.
''Jadi, setelah kalian juara Jateng, ini justru awal perjuangan. Jangan hanya puas sebagai juara daerah,'' tegas Daryanto.
Grup VI
Apacinti tergabung di Grup VI bersama Persikabumi Sukabumi, Persita Tangerang, Persik Kediri, dan Persig Gunung Kidul. Pertandingan pertama, Minggu, akan dimulai pukul 14.30 WIB, yakni Apacinti melawan salah satu tim (menunggu hasil undian). Pertandingan yang disaksikan Ketua Umum PSSI Agum Gumeler seusai pembukaan itu direncanakan disiarkan langsung oleh TVRI.

''Kalian jangan demam panggung karena akan disorot oleh televisi. Main wajar saja, seperti pertandingan biasa,'' kata Didi Taufik.
Menurut Taufik, dari empat pesaingnya di grup hanya Persig Gunung Kidul yang relatif ringan. Selebihnya, Persikabumi, Persita, dan Persik merupakan tim yang berat. ''Persik jelas akan terpacu oleh seniornya yang promosi ke Divisi Utama, Persita adalah finalis KLI IX dan Persikabumi juara Banten. Jadi, perjuangan kami tidak ringan,'' katanya.
Untuk menghadapi event ini, Apacinti membawa 25 pemain dengan ditangani pelatih kepala Drs Musarodin, asisten pelatih Drs Garyanto dan Dwi Sudigdo. (A4-57t)
Kiper: Catur Adi Nugroho (kelahiran 20 Januari 1985), Ferry Firnanta (21/9-86), Galih Sudaryono (4/1-87).
Belakang: Supriyanto (9/6-84), Medi Darmawan (10/5-84), I Nengah Arta Wardhan (12/2-84), Panji Rizaq (31/7-84), Tomas Adiyanto (4/5-85), Stevanus Rio Wijaya (25/3-85), Karnugroho (1/7-85), Adik Sumarno (20/1-86), Aji Setiono (16/5-86), Abdul Muhfid (8/8-86), Ilham Asdat Nugroho (1/8-86).

Tengah: Prayitno Imam Prasetyo (2/2-84), Eko Prasetyo (22/4-84), Ridho Rohani (6/9-84), Musa Alehsan (28/10-84), Budi Prastiyono (23/4-85), Aris Budiyanto (3/6-85), Fazlurohman Azinar Alfarihi (28/1-86).

Depan: Novendi Adik Riyanto (6/11-84), Triyono (1/1-85), Anwarudin (25/8-85), Andreas Galuh P (8/2-85).

Sumber : SUARA MERDEKA - Jumat, 6 September 2002

Tangisan APACINTI di Bandung



Bina Pakuan Bandung Juara Turnamen Ekstra Joss

Liputan6.com, Bandung: Kesebelasan Bina Pakuan Bandung, Jawa Barat, menjadi juara pada Turnamen Ekstra Joss Usia 16 Tahun Championship. Pada partai puncak, Bina Taruna mengalahkan kesebelasan Apacinti, Semarang, Jawa Tengah, dengan skor 2-1 di Stadion Siliwangi Bandung, Ahad (4/11) sore.

Pada babak pertama, kedua kesebelasan bermain imbang. Tapi, kesebelasan Apacinti sempat memimpin pertandingan melalui gol Budi Prastiyono. 1-0 untuk Apacinti. Namun kedudukan itu tak bertahan lama, sebab dimenit ke-37, Erpina, pemain Bina Pakuan berhasil menyarangkan gol ke gawang Apacinti. Sedangkan gol kemenangan Bina Pakuan diciptakan Ato Saefullah melalui titik pinalti.

Dengan hasil tersebut, Bina Pakuan berhak memboyong piala dari Ekstra Joss dan uang tunai sebesar Rp 20 juta. Sedangkan Apacinti mendapat tropi dari SCTV dan uang tunai senilai Rp 10 juta.(ICH/Patria Hidayat)

Sumber : sctv.com - 5 November 2001