Pelaku Sejarah PS Apacinti
Aries Rindu Jadi Karyawan
MASIH muda, tetapi sudah jadi andalan tim senior Apacinti Kabupaten Semarang. Itulah Aries Noviandi, kiper utama Apacinti yang baru berusia 20 tahun. Dia menjadi tumpuan wakil Jateng ini untuk menghadapi final Enam Besar Kompetisi Divisi II PSSI.
"Cita-cita saya adalah membawa Apacinti promosi ke Divisi I," katanya ketika ditemui di Hotel Matahari Solo, kemarin.
Saat ini Jateng hanya diwakili Persijap Jepara di Divisi I. Dari final Enam Besar di Solo ini diharapkan muncul satu tim lagi, sehingga mempunyai dua wakil di Divisi I.
"Kalau harapan saya terkabul, persepakbolaan di Jateng akan lebih bergairah," tegasnya.
Untuk tampil di final Enam Besar Divisi II, ayah satu anak dari hasil perkawinannya dengan Eti Rachmawati ini sudah mempersiapkan dengan latihan dan konsentrasi penuh.
"Meski jadwal final enam besar tertunda sampai enam bulan, saya tetap berlatih serius."
Putra bungsu dari enam saudara keluarga Sudirjan ini ingin menggeluti sepakbola sebagai tumpuan untuk menunjang kehidupan rumah tangga. Kendati honor bulanan masih pas-pasan untuk biaya hidup, dia toh tetap puas.
Jadi Pelatih
Walaupun terhitung masih muda, Aries pun telah menyiapkan masa depannya. Dia mengaku telah mengantongi sertifikat pelatih kiper yang diperoleh melalui kursus pelatih kiper di GOR Jatidiri Semarang pada 2000 lalu. Setelah tak menjadi pemain, dia ingin meneruskan kariernya sebagai pelatih kiper.
Kiprahnya sebagai kiper dimulai sejak kecil, dan diteruskan pada saat masuk SSB Serasi Ungaran. Sebelum bergabung di Apacinti pada 1999, dia memperkuat Persiwi Wonogiri di bawah asuhan pelatih Sri Widadi.
Menurut Sri Widadi yang kini asisten pelatih Apacinti, Aries mempunyai mental dan keahlian dalam jumping untuk menangkap bola.
"Untuk bola-bola atas, dia memang sangat bagus," ungkap Sri Widadi yang dibenarkan Nursahid, pelatih Apacinti.
Kemampuan dalam mengantisipasi bola-bola atas telah dibuktikan pada babak penyisihan Divisi II di Blora. Ketika terjadi adu tendangan penalti, dua tembakan lawan bisa digagalkan dengan blok, sehingga Apacinti lolos ke babak final Enam Besar Nasional.
"Pertandingan di Blora itu sangat berkesan. Dalam situasi tegang, saya masih bisa tampil tenang di bawah mistar."
Pengagum eks penjaga gawang tim nasional Hermansyah dan kiper Juventus Gianluigi Buffon ini mengharapkan PT Apac Inti Corpora menepati janji sesuai dalam draf kontrak. Yakni, pemain yang berprestasi akan ditampung sebagai karyawan.
"Bagaimanapun, saya membutuhkan gantungan untuk masa depan." (Bambang Seto-59)
Sumber : Suara Merdeka-Minggu, 5 Januari 2003