Senin, 03 November 2008

Cerita Galih "KEBO" Sudaryono 1


Galih Sudaryono Panen Pujian

Kegemilangan Galih Sudaryono di bawah mistar gawang PSMS Medan sejak awal musim Indonesia Super League (ISL) 2008 berlangsung, membuat dirinya panen pujian.

Saat melawan PKT Bontang Senin (18/8) lalu, Galih bisa dibilang menjadi man of the match, karena aksinya cemerlangnya menyelamatkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut dari kekalahan.

Pada laga away kedua PSMS Medan tersebut, PSMS Medan sempat mendapatkan hukuman penalti. Aun Carbiny yang tanpa sengaja menyentuh bola dilihat wasit yang memimpin pertandingan. Tak ayal lagi, wasit pun langsung menunjuk titik putih. Di sinilah kelas Galih dipertunjukkan. Penyerang lawan yang mengarahkan tendangan penalti ke arah kanan gawang lawan pun, dibaca dengan tepat oleh Galih. Tidak hanya itu, Galih pun berperan maksimal saat beberapa serangan lawan berhasil dimentahkannya. Karena aksinya tersebut, Erick Willams memuji penampilan Galih.

"Kita memainkan pertandingan yang berat ketika melawat ke PKT Bontang. Dengan segenap semangat dan keinginan meraih angka, anak-anak main lepas dan cepat. Tapi Galih yang cukup berjasa. Dia main luar biasa," puji Erick setelah pertandingan

Tak hanya Erick, sosok Mardiyanto sebagai orang yang bertanggung jawab mendidik para penjaga gawang PSMS Medan pun turut memuji. Tak tanggung-tanggung Mardiyanto bahkan mengatakan Galih akan segera memperkuat timnas senior.

"Galih punya modal yang bagus untuk menjadi seorang penjaga gawang yang sukses. Dia punya skil yang mumpuni, tangkapan akurat dan insting yang bagus," terangnya.

Meski demikian, Galih bukannya terlepas dari kekurangan. Mardiyanto menjabarkan, sosok Galih yang masih muda tentu saja membutuhkan pengalaman dan jam terbang yang lebih untuk dapat memaksimalkan keahliannya. Jika Galih bisa menjaga konsentrasi dan konsistensi permainan, maka jalan ke Timnas senior semakin terbuka tentunya.

"Kalau dari segi postur, Galih mungkin kurang bagus sebab perawakannya sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tendangannya juga belum terlalu terarah. Namun hal tersebut bisa segera diatasi dengan latihan instensif," lanjut Mardi.

Menanggapi hal tersebut, Galih mengaku dirinya hanya menjalankan tugas sebagai seorang penjaga gawang dengan sebaik mungkin. Baginya menjaga gawang dari kebobolan merupakan target utamanya. "Setiap saya berlaga, saya hanya memikirkan agar gawang saya tidak kebobolan dan dapat meraih poin tentunya. Sebab saat ini anak-anak PSMS sangat haus akan kemenangan," kata penggemar Gianlugi Buffon dan Hendro Kartiko tersebut. (SP)

Sumber : Ini Medan Bung Rabu, 20 Agustus 2008