Rabu, 26 November 2008

Wah Masih Bisa Tertawa Lebar


Apacinti Berangkat Lebih Awal


CERIA:Wajah-wajah ceria para pemain Apacinti. Mereka akan mengikuti babak penyisihan Grup VI Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin di Stadion Satria, 8-14 September.(Foto: Suara Merdeka/C16-22t)

SEMARANG - Dengan berkekuatan 28 pemain dan ofisial, pagi ini, PS Apacinti bertolak menuju Purwokerto untuk mengikuti babak penyisihan Grup VI Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin di Stadion Satria, 8-14 September.
''Setelah dilepas Vice President Lukas Prawoto, kami langsung ke Purwokerto. Kami berangkat lebih awal agar para pemain bisa cepat beradaptasi dengan lapangan dan cuaca,'' tutur Manajer Tim Apacinti H Didi Taufik, siang kemarin.
Apacinti sebagai wakil Pengda PSSI Jateng dipercaya menjadi tuan rumah, sekaligus sebagai tempat pembukaan secara nasional kompetisi di bawah usia 18 tahun yang terbagi 12 grup itu.
''Persiapan sudah oke, karena pada saat pembukaan akan disiarkan langsung secara nasional oleh TVRI mulai pukul 12.30. Ketua Umum PSSI Agum Gumelar akan hadir sekaligus membuka kompetisi,'' tegasnya.
Untuk memeriahkan acara pembukaan digelar barongsai dan berbagai atraksi lain. Pembukaan ditandai penekanan sirine, dan pelepasan balon ke udara.
''Ada hal yang menggembirakan bagi kami sebagai tuan rumah, masyarakat Purwokerto mendukung penuh event ini.''
Optimistis Lolos
Perjalanan Apacinti berbeda dari PSIS Semarang atau Persijap Jepara yang langsung masuk putaran nasional. Tim asal Bawen ini harus merangkak dari bawah, sebelum tampil sebagai juara Jateng setelah menang 1-0 atas Persis Solo di Stadion Citarum, beberapa waktu lalu.
Kalau dilihat kekuatan tim di Grup VI, Apac merupakan satu-satunya wakil dari klub. Empat kesebelasan lain adalah wakil perserikatan yang biayanya lebih banyak ditopang dari APBD. Tim-tim yang dimaksud adalah Persita Tangerang, Persik Kediri, Persikabumi Sukabumi, dan Persig Gunung Kidul.
''Lain dengan kami, biaya sepenuhnya dari perusahaan,'' tambah Didi Taufik.(C16-59)

Sumber : Suara Merdeka Kamis, 5 September 2002 Olahraga

Musa Al' Ikhsan Si Kecil Cabe Rawit




Libas Persikabumi 5-0,Apacinti Juara Grup

PURWOKERTO - Apacinti berhasil menjuarai Grup VI Liga Remaja Bogasari U-18 Piala Suratin, setelah dengan gemilang menggilas Persikabumi 5-0 (3-0), di Stadion Satria, Purwokerto, kemarin petang. Striker Triyono benar-benar tampil luar biasa, sore itu. Dia memborong empat gol pada menit ke-4, 36, 77, dan 79. Satu gol lain dihasilkan Prayitno (33).
Dengan kemenangan telak itu, Apacinti meraih nilai 10 sama dengan Persita Tangerang, namun unggul selisih gol. Apacinti memasukkan 9 kemasukan 1, sedangkan Persita 5/1.
Begitu wasit Sumedi meniup peluit kick off, anak-anak Apacinti langsung menekan. Baru empat menit pertandingan berlangsung, Triyono berhasil menjebol gawang Persikabumi yang dijaga Mulyanto. Kecolongan gol begitu cepat itu membuat pemain Persikabumi kehilangan irama permainan.
Matikan Playmaker
Selain itu, pelatih Apacinti Musarodin menerapkan taktik jitu. Pemain belakang Ilham Asdat diinstruksikan mengawal ketat playmaker Persikabumi Irvan Hardiansyah. Ke mana pun Irvan melangkah, selalu ditempel Ilham, sehingga mati kutu.
Dikawal sedemikian rupa, Irvan terpancing dan tak bisa menahan emosi. Pada menit ke-20, saat tak ada bola, Irvan menyikut Ilham hingga pemain itu terkapar di daerah pertahanan Apacinti.
Wasit yang tak mengetahui kejadian itu, mendekati hakim garis yang mengangkat bendera. Hakim garis memberikan isyarat pemain Persikabumi menyikut dan mengenai muka pemain Apacinti. Pengadil pertandingan lalu mengeluarkan kartu merah untuk Irvan.
Belum lepas dari tekanan lawan dan kehilangan pemain andalan, makin membuat Persikabumi tak berdaya. Pada menit ke-33, Prayitno lolos dari adangan pemain belakang lawan dan berhasil menjebol gawang Persikabumi. Tiga menit kemudian kembali Triyono menjaringkan bola. Babak pertama berakhir dengan 3-0.
Memasuki paro kedua, Apacinti tetap menguasai pertandingan. Dalam usaha meredam permainan lawan, pemain Persikabumi mulai bermain kasar. Sampai akhirnya pada menit ke-69, Cecep M Yusup diberi kartu merah karena menabrak dari belakang Triyono.
Setelah lawan tinggal sembilan pemain, penyerang Apacinti makin leluasa mengobrak-abrik pertahanan Persikabumi sampai akhirnya Triyono menjaringkan bola lagi pada menit ke-77 dan 79. Dua pemain Apacinti mendapat kartu kuning, Eko Prasetyo dan I Nengah Arta W.
Partai pertama, Persik mengalahkan Persig 1-0. Satu-satunya gol anak-anak Kediri itu merupakan ''kecelakaan'' penjaga gawang Persig Endro Susilo. Bola sundulan striker Persik Sondang melaju sangat pelan, jatuh ke tanah dan memantul tepat di sisi pinggang, namun Endro luput menangkapnya. Penonton pun tertawa melihat adegan itu. (bd,C16-57c)
Klasemen akhir
1. Apacinti 4 3 1 0 9/1 10
2. Persita 4 3 1 0 5/1 10
3. Persikabumi 4 2 0 2 5/7 6
4. Persik 4 1 0 3 1/4 3
5. Persig 4 0 0 4 1/8 0


Sumber : Suara Merdeka  Minggu, 15 September 2002

Senin, 03 November 2008

Cerita Triyono 1

Awalnya karena Gagal Jadi Kiper

TANDA-tanda sukses mulai nampak pada Triyono, striker klub yang baru saja lolos ke putaran kedua Kompetisi Liga Bogasari Piala Suratin, Apacinti Ungaran. Bagaimana tidak? Pemain yang memiliki power bagus ini sudah menyumbang lima gol ketika Apacinti menjadi tuan rumah babak penyisihan Grup VI di Purwokerto.

Triyono, siswa kelas III SMU Pabelan, Kota Salatiga ini diperkirakan bakal meraih sukses ulang seperti yang pernah dia capai tahun sebelumnya. Yakni pada kompetisi Antar-LPSB Piala Extra Joss di Bandung. Kala itu, Apacinti berhasil meraih posisi runner up dan dirinya dinobatkan sebagai top scorer, setelah mencetak 17 gol. Di final, timnya kalah tipis 1-2 oleh tim tuan rumah, LPSB Pakuan Bandung.
Pada putaran kedua babak 32 Besar, Triyono dkk mulai hari ini akan bermain di Stadion Tridadi Sleman. Dia dimungkinkan bisa tampil lebih. Alasannya, saat tampil di Purwokerto tidak bisa optimal. Tandemnya di lini depan, Novendi, tidak pernah tampil akibat terserang sakit panas. Pendamping Triyono ini setelah diperiksakan terkena gejala tifus. Sementara, Musa Al Ichsan sebagai pengganti Novendi, kurang bisa mengimbangi.
Puncak kepiawaian pemain belia ini diperlihatkan pada pertandingan penentuan melawan Persikabumi. Dia mencetak empat dari lima gol saat timnya membantai tim itu 5-0.
Faktor Alam
''Jika tim kami lolos ke putaran berikutnya, bukan tidak mungkin Triyono meraih sukses ulang. Novendi sudah siap sehingga bisa kami pasangkan kembali dengan dia. Dua pemain ini sudah padu sejak di Piala Extra Joss,'' tutur pelatih Apacinti, Drs Musarodin.
Dalam usia muda, 18 tahun, otot-otot kaki dan tangan Triyono sudah kelihatan terbentuk. Lahir di Desa Bergas Kidul (dulu Desa Klepu), Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Triyono dibesarkan di desa yang sepi. Ketika itu, kampung kelahirannya masih tergolong terpencil, topografinya terjal naik turun, penuh dengan tebing. Jalan menuju rumahnya naik turun.
Mungkin saja, kondisi alam yang demikian membuat otot-otot yang dia miliki kelihatan menonjol. Bahkan bila dibandingkan dengan para pemain lain.
Saat masih bergabung dengan LPSB Serasi Ungaran, dia pulang balik harus jalan kaki sekitar 10 km, dari Desa Lemah Abang (tempat pemberhetian kendaraan umum) ke Desa Bergas Kidul. Kondisi alam yang demikian, secara tidak disadari, justru membentuk otot-ototnya.
''Otot-ototnya sudah terbentuk. Itu mungkin berkat kondisi alam di desanya,'' tambah Musarodin.
Menurut sang pelatih, Triyono memiliki dasar fighting spirit dan ball feeling sejajar dengan Bambang Pamungkas atau Johan Prasetyo pada usia yang sama. Bambang dan Johan juga alumnus Apacinti.
Musarodin bisa bicara seperti itu karena sejak kecil Bambang dan Johan berada dalam asuhannya. ''Makanya, Triyono minta kostum nomor 20. Itu seperti nomor punggung yang dikenakan Bambang Pamungkas. Sejak kecil dia selalu mengidolakan Bambang.''
Pemain ini belajar sepakbola sejak kelas V SD di LPSB Serasi yang ditangani Musarodin. Tapi, tahun 2000 lalu LPSB Serasi bubar, dan semua pemain diboyong oleh Musarodin ke Diklat Apacinti.
''Dulunya dia memilih posisi kiper. Tapi setelah merasa kalah bersaing melawan Catur (kiper utama Apacinti- Red) dia minta pindah ke posisi striker sampai sekarang.'' Pilihan Triyono ternyata tepat. Buktinya nama dia langsung melejit. Tapi, bagaimana komentar Triyono?
''Saya belum apa-apa, masih harus banyak belajar. Kalau tidak dilepas oleh Mas Didin (Musarodin-red) saya tidak akan ke luar dari Apacinti,'' janji pemain bertinggi 170 cm ini.
Hanya sayangnya, bakat yang dimiliki pemain ini ternyata lepas dari pengamatan Tim Pemandu Bakat PSSI. (Mundaru Karya-77)

Sumber : Suara Merdeka Minggu, 22 September 2002

Cerita Galih "KEBO" Sudaryono 1


Galih Sudaryono Panen Pujian

Kegemilangan Galih Sudaryono di bawah mistar gawang PSMS Medan sejak awal musim Indonesia Super League (ISL) 2008 berlangsung, membuat dirinya panen pujian.

Saat melawan PKT Bontang Senin (18/8) lalu, Galih bisa dibilang menjadi man of the match, karena aksinya cemerlangnya menyelamatkan klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut dari kekalahan.

Pada laga away kedua PSMS Medan tersebut, PSMS Medan sempat mendapatkan hukuman penalti. Aun Carbiny yang tanpa sengaja menyentuh bola dilihat wasit yang memimpin pertandingan. Tak ayal lagi, wasit pun langsung menunjuk titik putih. Di sinilah kelas Galih dipertunjukkan. Penyerang lawan yang mengarahkan tendangan penalti ke arah kanan gawang lawan pun, dibaca dengan tepat oleh Galih. Tidak hanya itu, Galih pun berperan maksimal saat beberapa serangan lawan berhasil dimentahkannya. Karena aksinya tersebut, Erick Willams memuji penampilan Galih.

"Kita memainkan pertandingan yang berat ketika melawat ke PKT Bontang. Dengan segenap semangat dan keinginan meraih angka, anak-anak main lepas dan cepat. Tapi Galih yang cukup berjasa. Dia main luar biasa," puji Erick setelah pertandingan

Tak hanya Erick, sosok Mardiyanto sebagai orang yang bertanggung jawab mendidik para penjaga gawang PSMS Medan pun turut memuji. Tak tanggung-tanggung Mardiyanto bahkan mengatakan Galih akan segera memperkuat timnas senior.

"Galih punya modal yang bagus untuk menjadi seorang penjaga gawang yang sukses. Dia punya skil yang mumpuni, tangkapan akurat dan insting yang bagus," terangnya.

Meski demikian, Galih bukannya terlepas dari kekurangan. Mardiyanto menjabarkan, sosok Galih yang masih muda tentu saja membutuhkan pengalaman dan jam terbang yang lebih untuk dapat memaksimalkan keahliannya. Jika Galih bisa menjaga konsentrasi dan konsistensi permainan, maka jalan ke Timnas senior semakin terbuka tentunya.

"Kalau dari segi postur, Galih mungkin kurang bagus sebab perawakannya sedang-sedang saja, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Tendangannya juga belum terlalu terarah. Namun hal tersebut bisa segera diatasi dengan latihan instensif," lanjut Mardi.

Menanggapi hal tersebut, Galih mengaku dirinya hanya menjalankan tugas sebagai seorang penjaga gawang dengan sebaik mungkin. Baginya menjaga gawang dari kebobolan merupakan target utamanya. "Setiap saya berlaga, saya hanya memikirkan agar gawang saya tidak kebobolan dan dapat meraih poin tentunya. Sebab saat ini anak-anak PSMS sangat haus akan kemenangan," kata penggemar Gianlugi Buffon dan Hendro Kartiko tersebut. (SP)

Sumber : Ini Medan Bung Rabu, 20 Agustus 2008

Cerita Catur Adi Nugroho 1


Catur Perkuat Kab Semarang

UNGARAN - Untuk memantapkan keikutsertaannya dalam Porprov 2009, tim futsal Kabupaten Semarang menambah seorang kiper andal. Penjaga gawang yang baru bergabung dengan squad Bumi Serasi tersebut adalah Catur Adi Nugroho (23), mantan kiper inti PSIS U-23.

Terakhir, Catur merupakan penjaga gawang PSCS Cilacap. Catur yang merupakan warga Ngampin, Ambarawa, Kabupaten Semarang ini adalah adik kiper Persibo Bojonegoro Dwi Adi Nugrahanta.

‘’Tim futsal Kabupaten Semarang mungkin tidak diunggulkan dalam Porprov nanti. Ini justru membuat kami bisa bermain lepas dan memaksimalkan potensi,’’ kata Manajer Futsal Rony Y, Senin (29/ 9). Ia mengatakan, futsal kabupaten ini yang dilatih H Siddig, juga diperkuat pemain-pemain Persikas.

‘’Hasil uji coba di Stadium Futsal Banyumanik kami menang 9-6. Saat ini anak-anak tetap latihan teknik dan fisik. Puasa, mereka tetap berlatih untuk menjaga stamina,’’ jelas Rony, mantan bek kiri Persikaba Yunior.

Dijelaskan, pria yang pernah aktif bermain sepak bola di tim Universitas Muhammdiyah Malang ini optimistis akan meraih yang terbaik.
‘’Soal sarana memang kami minim, tetapi semangat kami membaja. Terkadang anak-anak harus berlatih di Kota Semarang, tidak masalah,’’ tegas Rony.

Dana Futsal

Untuk dana futsal pra Porprov ini tersedia Rp 17 juta dari perubahan APBD II. Sementara untuk pelaksanaan Porprov diharapkan didukung pendanaan dari APBD 2009.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengcab PSSI Kabupaten Semarang Musarodin menjelaskan, semangat pasukan futsal benar-benar tinggi. ‘’Sebab dengan bekal skill matang, mereka begitu bergairah bermain futsal yang relatif unik dan baru,’’ terang pria yang biasa disapa Didin ini, kemarin.

Sebelumnya tercatat, sejumlah pemain andalan pasukan Bumi Serasi itu adalah Triyono, Tulus Suhandono, Adek Sumarno, Kristiono, M Isro’, Bambang Prasetyo W, dan Adi Widiarso.

Sementara ada pula nama Panji Rizaq selaku kapten Tim Futsal yang merupakan mantan pemain Persikota Tangerang. Dan rencananya turut didukung, Dimas Yuniarno (eks Persitas Tasikmalaya), Febrianto Tri Cahyo, dan Dwiatmoko (Unnes).(H14-41)

Sumber : Suara Merdeka 30 September 2008